Alumni Suriah Tebar Ancaman

Alumni Suriah Tebar Ancaman - Hallo sahabat News Beaking, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Alumni Suriah Tebar Ancaman, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Alumni Suriah Tebar Ancaman
link : Alumni Suriah Tebar Ancaman

Baca juga


    Alumni Suriah Tebar Ancaman

    Alumni Suriah Tebar Ancaman
    Suhardi Alius : SM/Antara
    JAKARTA - Ratusan WNI yang selama ini tinggal di Suriah dan bergabung dengan kelompok teroris Islamic State (IS) mulai kembali ke Tanah Air. Seluruh elemen diiimbau waspada dan mengantisipasi, karena mereka berpotensi menyebarkan paham radikalisme dan mendatangkan ancaman.

    Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius mengungkapkan, tercatat 531 WNI yang akan pulang ke Indonesia. Dua di antaranya masuk lewat Uighur, Tiongkok. Kepulangan "alumni" Suriah itu harus diwaspadai dan diantisipasi semua pihak.

    "Mereka itu masuk program pemantauan. Di situ (saat mereka kembali) ada kemungkinan menyebarkan paham radikal. Kita harus bisa mengantisipasi. Sebab, mereka punya kemampuan militan," jelas Suhardi di Gedung DPR, Kamis (15/9). Selama ini, lanjut dia, publik cenderung hanya memikirkan terpidana terorisme yang ditahan di lembaga pemasyarakatan.

    Padahal, mereka yang kembali dari Timur Tengah dan berpotensi membawa pahamnya bisa menimbulkan bahaya yang lebih besar. "Mereka harus betul-betul diwaspadai. Anaknya, keluarganya punya potensi radikal yang sama." Karena itu, BNPT akan menguatkan sinergi dengan berbagai instansi, misalnya dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk memantau dan memblokir situs-situs radikal.

    Atau dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyangkut kurikulum, juga dengan guru/pendidik serta para orang tua untuk memantau anak-anak agar tidak terpengaruh radikalisme. Di sisi lain, BNPT bersama Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menemukan indikasi penggunaan market place untuk membiayai kelompok teroris di Indonesia, yakni berupa penjualan secara online.

    Diinvestigasi

    Informasi tersebut tengah diinvestigasi. "Kami punya desk khusus, deputi bidang kerja sama yang akan mengklarifikasi hal tersebut," kata Suhardi. Investigasi tersebut, imbuhnya, untuk mengetahui lebih dalam aliran dana yang disebut PPATK.

    Sebelumnya, PPATK menyebutkan, salah satu dana terorisme terbesar yang masuk ke Tanah Air berasal dari Australia. Wakil Kepala PPATK Agus Santoso mengatakan, market placeyang digunakan untuk pembiayaan teroris itu cenderung berupa penjualan secara online.

    Lewat kerja sama PPATK dengan Australian Transaction Reports and Analysis Centre (Austrac), kata Agus, ditemukan 97 transaksi perorangan dan kelompok senilai kurang lebih Rp 88,5 miliar sejak 2012, yang kemudian dipakai untuk pembiayaan terorisme.

    "Uang itu dipakai antara lain untuk perekrutan atau memberangkatkan orang ke Suriah, membeli tiket, atau propaganda," paparnya. "Pembiayaan teroris di Indonesia juga menggunakan market place, misalnya penjualan secara online. Kami sudah mulai mendeteksi itu, seperti penjualan tiket untuk pergi ke Timur Tengah," kata Agus. (SM, dtc)



    Demikianlah Artikel Alumni Suriah Tebar Ancaman

    Sekianlah artikel Alumni Suriah Tebar Ancaman kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

    Anda sekarang membaca artikel Alumni Suriah Tebar Ancaman dengan alamat link https://1001berita1001.blogspot.com/2016/09/alumni-suriah-tebar-ancaman.html

    Subscribe to receive free email updates:

    Related Posts :