Judul : Nelayan Pesisir Aru Butuh Perhatian Pemeritah Daerah
link : Nelayan Pesisir Aru Butuh Perhatian Pemeritah Daerah
Nelayan Pesisir Aru Butuh Perhatian Pemeritah Daerah
BERITA MALUKU. Masyarakat nelayan pesisir di Kecamatan Aru Tengah Timur, Kabupaten Kepulauan Aru, membutuhkan perhatian Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Kepulauan Aru untuk memberikan mereka sarana alat tangkap ikan. Pasalnya, nelayan yang rata-rata merupakan warga kurang mampu ini sangat mendambakan sarana atau peralatan tangkap ikan untuk meningkatkan usaha perekonomiannya.
Hampir seluruh masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir Aru lebih menggantungkan hidup sebagai nelayan. Dan kebanyakan dari mereka hidup di bawah garis kemiskinan, namun terkesan instansi pemerintah terkait menyikapi profesi warganya ini.
Sebagaimana diketahui, masyarakat pesisir wilayah Aru Tengah Timur kerap melakukan aktivitas nelayan dengan sarana tangkap ikan sederhana. Hanya saja, mereka mengaku iri melihat pengusaha ikan dari luar masuk ke Aru dengan peralatan tangkap ikan modern sehigga mereka meminta perhatian Pemda Aru dapat menyikapi hal ini.
"Pemandangan ini bagaikan langit dan bumi. Kita masyarakat di sini tangkap ikan pakai alat tangkap biasa, menggunakan perahu sampan dan mata kail serta tasi. Paling tinggi warga hanya gunakan motor laut berbobot 1 ton, itupun dimiliki beberapa nelayan di desa di sekitarnya. Tapi itu tak ada apa-apanya karena ikan yang ditangkap hanya bisa penuhi kebutuhan makan tiap hari," ujar tokoh adat Desa Basada, Kecamatan Aru Tengah Timur, Maser Lakwaisabi kepada Berita Maluku Berita Maluku Online, Senin (28/11/16).
Dia mengatakan, dengan pemandangan ini maka pihaknya sudah berupaya memohon bantuan sarana alat tangkap kepada Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Kepulauan Aru untuk meningkatkan usaha nelayan setempat, akan tetapi tak pernah ditanggapi.
Dikatakan, potensi perikanan laut yang dimiliki wilayah tersebut sangat melimpah ruah namun tak dipungkiri terkendala dengan keterbatasan sarana alat tangkap yang tidak memadai itu.
Dia menggangap, berbagai bantuan yang disalurkan pemerintah pusat melalui instansi terkait di daerah
ini hanya merupakan isapan jempol belaka, sebab menurutnya, bantuan peralatan melaut tersebut diduga hanya diberkian kepada orang-orang tertentu dan tidak diprioriaskan untuk nelayan kecil yang membutuhkan seperti warga di desanya.
"Kita punya potensi ikan banyak di Aru tapi sungguh kasihan, yang menikmati hanya orang mampu
membeli alat tangka, sedangkan kita, pekerjaan sehari sebagai nelayan cuma penghasilannya bisa membeli beras untuk makanan sehari-hari saja, itupun tidak cukup untuk kebutuhan hidup keluarga," ujar lelaki tersebut.
Senada dengan tokoh adat tersebut, Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Wailay Kecamatan Aru
Tengah Timur, Suandi Uir mengatakan, sempat pemerintah daerah melalui Dinas Kelautan dan Perikanan Kepulauan Aru melakukan pembentukan kelompok usaha, dan dijanjikan memberikan alat tangkap ikan untuk nelayan kecil setempat, hanya saja janji tinggal janji, sebab sampai saat ini tak ada realisasi apa-apa.
Bukan itu saja, dengan dilakukannya kelompok yang dibentuk, pihaknya tidak pernah mengunjungi mereka melakukan pengontrolan dan pembinaan, dan hanya memberikan bak penampung yang tak tahu fungsinya seperti apa.
"Dari tahun ke tahun nelayan ini tak pernah mendapatkan bantuan alat tangkap berupa sarana
transportasi laut dan alat tangkap ikan," keluhnya.
Ia berharap, Pemda Aru dibawah kepemimpinan Bupati Johan Gonga dan Wakil Bupati Muin Sogalrey
bisa memperhatikan mereka sebagai nelayan pesisir ini. (IMANe)
Hampir seluruh masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir Aru lebih menggantungkan hidup sebagai nelayan. Dan kebanyakan dari mereka hidup di bawah garis kemiskinan, namun terkesan instansi pemerintah terkait menyikapi profesi warganya ini.
Sebagaimana diketahui, masyarakat pesisir wilayah Aru Tengah Timur kerap melakukan aktivitas nelayan dengan sarana tangkap ikan sederhana. Hanya saja, mereka mengaku iri melihat pengusaha ikan dari luar masuk ke Aru dengan peralatan tangkap ikan modern sehigga mereka meminta perhatian Pemda Aru dapat menyikapi hal ini.
"Pemandangan ini bagaikan langit dan bumi. Kita masyarakat di sini tangkap ikan pakai alat tangkap biasa, menggunakan perahu sampan dan mata kail serta tasi. Paling tinggi warga hanya gunakan motor laut berbobot 1 ton, itupun dimiliki beberapa nelayan di desa di sekitarnya. Tapi itu tak ada apa-apanya karena ikan yang ditangkap hanya bisa penuhi kebutuhan makan tiap hari," ujar tokoh adat Desa Basada, Kecamatan Aru Tengah Timur, Maser Lakwaisabi kepada Berita Maluku Berita Maluku Online, Senin (28/11/16).
Dia mengatakan, dengan pemandangan ini maka pihaknya sudah berupaya memohon bantuan sarana alat tangkap kepada Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Kepulauan Aru untuk meningkatkan usaha nelayan setempat, akan tetapi tak pernah ditanggapi.
Dikatakan, potensi perikanan laut yang dimiliki wilayah tersebut sangat melimpah ruah namun tak dipungkiri terkendala dengan keterbatasan sarana alat tangkap yang tidak memadai itu.
Dia menggangap, berbagai bantuan yang disalurkan pemerintah pusat melalui instansi terkait di daerah
ini hanya merupakan isapan jempol belaka, sebab menurutnya, bantuan peralatan melaut tersebut diduga hanya diberkian kepada orang-orang tertentu dan tidak diprioriaskan untuk nelayan kecil yang membutuhkan seperti warga di desanya.
"Kita punya potensi ikan banyak di Aru tapi sungguh kasihan, yang menikmati hanya orang mampu
membeli alat tangka, sedangkan kita, pekerjaan sehari sebagai nelayan cuma penghasilannya bisa membeli beras untuk makanan sehari-hari saja, itupun tidak cukup untuk kebutuhan hidup keluarga," ujar lelaki tersebut.
Senada dengan tokoh adat tersebut, Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Wailay Kecamatan Aru
Tengah Timur, Suandi Uir mengatakan, sempat pemerintah daerah melalui Dinas Kelautan dan Perikanan Kepulauan Aru melakukan pembentukan kelompok usaha, dan dijanjikan memberikan alat tangkap ikan untuk nelayan kecil setempat, hanya saja janji tinggal janji, sebab sampai saat ini tak ada realisasi apa-apa.
Bukan itu saja, dengan dilakukannya kelompok yang dibentuk, pihaknya tidak pernah mengunjungi mereka melakukan pengontrolan dan pembinaan, dan hanya memberikan bak penampung yang tak tahu fungsinya seperti apa.
"Dari tahun ke tahun nelayan ini tak pernah mendapatkan bantuan alat tangkap berupa sarana
transportasi laut dan alat tangkap ikan," keluhnya.
Ia berharap, Pemda Aru dibawah kepemimpinan Bupati Johan Gonga dan Wakil Bupati Muin Sogalrey
bisa memperhatikan mereka sebagai nelayan pesisir ini. (IMANe)
Demikianlah Artikel Nelayan Pesisir Aru Butuh Perhatian Pemeritah Daerah
Sekianlah artikel Nelayan Pesisir Aru Butuh Perhatian Pemeritah Daerah kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Nelayan Pesisir Aru Butuh Perhatian Pemeritah Daerah dengan alamat link https://1001berita1001.blogspot.com/2016/11/nelayan-pesisir-aru-butuh-perhatian.html