Judul : DPRD Jateng Cek Perkembangan Pabrik Gula Blora & Petani Tebu
link : DPRD Jateng Cek Perkembangan Pabrik Gula Blora & Petani Tebu
DPRD Jateng Cek Perkembangan Pabrik Gula Blora & Petani Tebu
Ruang giling tebu di Pabrik Gula (PG) Blora. (foto: dok-ib) |
Saat kunjungan kerja ke Blora, Kamis (12/1/2017) kemarin Komisi B DPRD Provinsi Jawa Tengah bermaksud melihat perkembangan petani tebu dan operasional pabrik gula. Bertempat di ruang pertemuan Sekretariat Daerah Kabupaten Blora, kunker disambut oleh Wakil Bupati Blora H.Arief Rohman M.Si, Asisten 2 Sekda Blora Slamet Pamudji, General Mamanjer PG. Blora PT.GMM-Bulog Bambang Subekti, serta Anton perwakilan petani tebu Todanan.
Dalam kegiatan kunker tersebut, Wakil Ketua Komisi B DPRD Provinsi Jawa Tengah Drs. RM. Yudhi Sancoyo MM mengawali diskusi menyampaikan kaitannya perlindungan dan perkembangan pertanian tebu sesuai dengan amanah Gubernur Jawa Tengah dalam hal swasembada pangan.
Menurutnya, cuaca menjadi salah satu kendala besar yang dihadapi perani.
Menurutnya, cuaca menjadi salah satu kendala besar yang dihadapi perani.
"Lalina yang panjang seperti saat ini, menjadi salah satu faktor masalah petani tebu yang harus disikapi," jelasnya.
Menurut Yudhi Sancoyo, peningkatan produksi tebu dipengaruhi beberapa faktor diantaranya kesejahteraan petani tebu yang berefek pada kualitas tanaman, penyediaan lahan bagi petani tebu, perlakuan tanaman untuk meningkatkan mutu dan peningkatan rendemen.
Adapun General Manajer PG Blora PT. GMM-Bulog Bambang Subekti, menjelaskan bahwa pengalihan kemilikan saham oleh Bulog, yang mana prosentase Bulog memegang saham sebesar 70% dan 30% milik Swasta, perombakan manajemen diera Kamajaya akan dirubah sepenuhnya. Mengingat jumlah luasan lahan yang dimiliki PG Blora hanya 3420 Ha, sedangkan kebutuhan produksi setidaknya 4000 ton sekali giling.
"Kebutuhan 4000 ton per giling sampai saat ini belum pernah mencapai angka tersebut, dan untuk tahun 2017 ini kami masih pesimis untuk bisa mencapai target tersebut. Sehingga butuh perluasan lahan," jelasnya.
Untuk pencapaian target, lanjut Bambang, pihaknya sangat berharap untuk pengembangan pertanian tebu bisa dipinjamkan dari lahan perhutani, mengingat jumlah wilayah Kabupaten Blora hampir 50% hutan.
"Mohon dari Komisi B DPRD Provinsi Jateng dan Pak Wakil Bupati bisa menyampaikan ke Bupati untuk membantu terkait peminjaman lahan hutan guna penanaman tebu," ungkapnya.
Terkait rendemen, menurut Bambang, PG Blora 2 (dua) tahun terakhir ini menempati urutan pertama se Jawa Tengah, untuk tingkat Nasional PG Blora menempati urutan nomor 8 (delapan).
Lain hal disampaikan oleh Anton perwakilan petani tebu wilayah Todanan menyampaikan bahwa kendala yang dialami oleh petani sampai saat ini masih berkutat dipermaslahan modal usaha. Untuk masalah standarisasi sesuai permintaan pabrik tak mungkin terpenuhi.
Pihaknya berharap adanya campur tangan pemerintah utamanya dalam pemberian kucuran modal tentunya dengan bunga yang rendah, mengingat besarnya dana yang dibutuhkan dalam pemeliharaan tanaman tebu. "Keinginan tersebut sebenarnya sudah sejak tahun 2007-2010 lalu, namun sampai saat ini belum pernah ada peran serta dari pemerintah pada petani tebu," ungkapnya.
Dikesempatan yang sama Wakil Bupati Blora H.Arief Rohman M.Si berharap pengalihan PG Blora ke Bulog bisa berimbas pada kesejahteraan masyarakat Blora khususnya masyarakat Todanan. Untuk itu perlu adanya campur tangan berbagai pihak secara bersama-sama. (ip-infoblora)
Demikianlah Artikel DPRD Jateng Cek Perkembangan Pabrik Gula Blora & Petani Tebu
Sekianlah artikel DPRD Jateng Cek Perkembangan Pabrik Gula Blora & Petani Tebu kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel DPRD Jateng Cek Perkembangan Pabrik Gula Blora & Petani Tebu dengan alamat link https://1001berita1001.blogspot.com/2017/01/dprd-jateng-cek-perkembangan-pabrik.html