Judul : Kurangnya Pengontrolan atas Pengendalian Sumber Penyakit Pertusis dan HIV/AIDS Di Papua
link : Kurangnya Pengontrolan atas Pengendalian Sumber Penyakit Pertusis dan HIV/AIDS Di Papua
Kurangnya Pengontrolan atas Pengendalian Sumber Penyakit Pertusis dan HIV/AIDS Di Papua
Sebuah 3d diberisikan ilustrasi dari HIV. Foto: 123RF |
YOGYAKARTA,KABARMAPEGAA.COM--Salah satu dampak negatif dalam memerangi penyakit batuk rejan dan HIV/AIDS di Provinsi Papua diakibatkan karena kurang adanya fasilitas kesehatan dan tenaga medis.
RNZ meloprkan, bahwa meskipun penyakit batuk rejan, atau pertusis, dan HIV / AIDS dapat diobati, tetapi telah berkembang pesat menjadi epidemi di Papua, hal ini dikarenakan kurangnya pengobatan yang tepat.
Menurut RNZ, edisi Kamis (13/04/2017), data Dinas Kesehatan Papua pada bulan Juni 2016 menunjukkan bahwa, ada 25.349 kasus HIV/AIDS di 28 kabupaten dan kota di Jayapura.
Dinyatakan, batuk rejan telah menyebar dengan cepat di Papua dan ada klaim bahwa pihak berwenang setempat telah mengabaikan tanggung jawabnya untuk menjamin kesahatan masyarakat.
Salah satu Kabupaten di Papua, Penyakit pertussis ini telah menewaskan sedikitnya 54 anak dalam jangka waktu empat bulan pada Januari 2016 lalu.
Sementara itu, Informasi yang dihimpun dari Advokasi kesehatan Papua, SKPKC Fransiskan, penyakit pertusis dan HIV / AIDS telah mengambil banyak nyawa. Hal ini diakibatkan karena kurang mendapatkan perawatan yang serius.
Liputor: Manfred
RNZ meloprkan, bahwa meskipun penyakit batuk rejan, atau pertusis, dan HIV / AIDS dapat diobati, tetapi telah berkembang pesat menjadi epidemi di Papua, hal ini dikarenakan kurangnya pengobatan yang tepat.
Menurut RNZ, edisi Kamis (13/04/2017), data Dinas Kesehatan Papua pada bulan Juni 2016 menunjukkan bahwa, ada 25.349 kasus HIV/AIDS di 28 kabupaten dan kota di Jayapura.
Dinyatakan, batuk rejan telah menyebar dengan cepat di Papua dan ada klaim bahwa pihak berwenang setempat telah mengabaikan tanggung jawabnya untuk menjamin kesahatan masyarakat.
Salah satu Kabupaten di Papua, Penyakit pertussis ini telah menewaskan sedikitnya 54 anak dalam jangka waktu empat bulan pada Januari 2016 lalu.
Sementara itu, Informasi yang dihimpun dari Advokasi kesehatan Papua, SKPKC Fransiskan, penyakit pertusis dan HIV / AIDS telah mengambil banyak nyawa. Hal ini diakibatkan karena kurang mendapatkan perawatan yang serius.
Liputor: Manfred
Demikianlah Artikel Kurangnya Pengontrolan atas Pengendalian Sumber Penyakit Pertusis dan HIV/AIDS Di Papua
Sekianlah artikel Kurangnya Pengontrolan atas Pengendalian Sumber Penyakit Pertusis dan HIV/AIDS Di Papua kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Kurangnya Pengontrolan atas Pengendalian Sumber Penyakit Pertusis dan HIV/AIDS Di Papua dengan alamat link https://1001berita1001.blogspot.com/2017/04/kurangnya-pengontrolan-atas.html