Judul : Batik Tenun Bakal Jadi Icon Baru Batik Kabupaten Probolinggo
link : Batik Tenun Bakal Jadi Icon Baru Batik Kabupaten Probolinggo
Batik Tenun Bakal Jadi Icon Baru Batik Kabupaten Probolinggo
Penulis : Hendra
Kamis 09 November 2017
Probolinggo,kraksaanonline.com - Gigih, kreatif dan inovatif serta selalu ingin belajar hal yang baru adalah sifat dasar yang wajib dimiliki oleh seorang Enterprener. Begitu pula dengan Hj. Rusyami, owner Galeri Batik Dewirengganis, Desa Jatiurip Kecamatan Krejengan yang beberapa waktu lalu namanya kian melejit dengan karya batiknya dengan motif Wijaya Kusuma itu.
Kini dia tengah menyiapkan produk baru yaitu kain Tenun Batik. Adalah suatu karya seni dengan mengkolaborasikan seni tenun dan seni batik didalamnya. Diharapkan produk ini bisa menambah kekayaan produk lokal dan menjadi salah satu produk unggulan IKM/UKM Kabupaten Probolinggo.
Sangat menarik apa yang telah dilakukan oleh Rusyami ini, bagaimana dia memotivasi dirinya sendiri dalam mempelajari suatu hal yang baru agar nantinya bisa bermanfaat bagi dirinya dan orang lain di sekitarnya. Ilmu tenun itu sendiri awalnya didapatnya pada tahun 2012 ketika Rusyami berkesempatan mengikuti pelatihan batik yang diadakan oleh Dinas Koperasi Kabupaten Probolinggo di Surabaya. Pada saat itu Rusyami sejatinya sudah paham akan ilmu batik bahkan sudah mulai memproduksi batik tulis dirumahnya.
"Kebetulan di situ kok ada pelatihan tenun juga maka saya tertarik mengintipnya, karena saya memang suka perhatian kalau ada hal baru dan bagus, nah dari situ awalnya saya menilai bahwa kain tenun itu bagus dan berkelas, saat itu pula terbersit di benak saya, kelak saya harus juga bisa," ungkap Rusyami mengawali kisah panjangnya belajar seni tenun.
Karena pada waktu itu Rusyami sudah cukup paham dengan materi batik, maka dengan keyakinan penuh akhirnya dia lebih memilih mengikuti pelatihan tenun daripada mengikuti pelatihan batiknya. Motivasi nya pada waktu itu adalah ingin mempelajari teknik tenun yang merupakan hal baru baginya dan belum pernah ada di Kabupaten Probolinggo sebelumnya. Saat itu juga dia yakin bahwa kain tenun pasti akan memiliki prospek bagus jika dikembangkan di Kabupaten Probolinggo.
Selama dua hari dalam pelatihan itu Rusyami sudah cukup paham dengan materi dasar proses pembuatan kain tenun, dari proses pewarnaan benang sampai proses pemintalan dan hingga akhirnya bisa menghasilkan sebuah kain tenun. "Sepulang dari pelatihan saya laporkan ke Dinas Koperasi bahwa kain tenun sepertinya juga memiliki prospek bagus ke depannya, selain itu prosesnya yang komplek juga sangat memungkinkan untuk menyerap tenaga kerja lebih banyak," katanya.
Tahun pun berganti, hari demi hari keinginannya untuk lebih tahu lagi tentang teknik tenun pun semakin besar, setiap ada kesempatan dia selalu mengajukan diri ke beberapa dinas seperti Dinas Koperasi dan Disperindag untuk diikutkan pelatihan tenun. Ibarat gayung bersambut, setelah selama 4 tahun Rusyami memendam rasa, akhirnya pada bulan April
2017, Disperindag Kabupaten Probolinggo memberikan pelatihan tenun untuk yang pertama kali diadakan di Kabupaten Probolinggo.
Dan tidak cukup itu, selanjutnya Rusyami juga berkesempatan mengikuti magang tenun di Kota Kediri pada Bulan September 2017 lalu yang juga diadakan oleh Disperindag. "Alhamdulillah selama 5 hari kami magang di Kediri bersama 8 orang lainnya dari Kabupaten Probolinggo, sedangkan dari pengrajin batik waktu itu hanya saya dan salah satu karyawan saya saja," jelasnya.
Menurut Rusyami ilmu tenun sangat mudah dipelajari, apalagi kalau sudah menguasai ilmu batik maka akan sangat mudah dalam mempelajari seni tenun, karena selama proses awal sampai akhir pembuatan tenun hampir sama dengan pembuatan kain batik, bedanya kalau batik media nya sudah berupa kain sedangkan kalau tenun masih ada proses pemintalannya.
Dan melalui satu pelatihan ke pelatihan lainnya itu akhirnya membuat seorang Rusyami makin mantap dalam teknik tenun, dan seiring pula dengan pesatnya produksi batik tulis miliknya itu, kemudian muncullah keinginan untuk mengkolaborasi keduanya menjadi satu karya seni baru yang selama ini belum pernah ada di Kabupaten Probolinggo.
"Bahkan di Jawa Timur belum ada, menurut ibu Bupati Tantri, kain tenun batik sementara ini yang ada hanya di Jawa Tengah dan harganya masih mahal, oleh sebab itu beliau sangat antusias dengan hal ini, diharapkan ke depan akan memiliki pasar tersendiri dan bisa menjadi ikon baru di Kabupaten Probolinggo, " ungkap Rusyami bersemangat.
Untuk merealisasikan apa yang di cita - cita kan itu Rusyami mendapatkan fasilitas pinjam pakai satu unit mesin tenun manual dari Disperindag Kabupaten Probolinggo yang diterimanya sejak awal bulan Oktober yang lalu. "Sementara kami memanfaatkan mesin ini dan sudah kami pakai untuk memproduksi kain tenun sejak 1 bulan yang lalu, sementara yang sudah bagus sudah ada sekitar 10 helai yang sudah siap untuk proses selanjutnya yaitu membatiknya dengan narasi yang cocok," ungkap Rusyami sambil lalu mengerjakan kain Tenun nya.
Berdasarkan keterangannya kemampuan Rusyami saat ini dalam satu hari bisa memproduksi 2 lembar kain tenun dan bahkan bisa lebih seandainya ada tambahan mesin lagi. Dan untuk kolaborasi ini Rusyami menyiapkan menyiapkan beberapa motif kain tenun nya dengan desain sedemikian rupa agar memungkinkan untuk kemudian di isi dengan motif batik khas dewi Rengganis di atasnya.
"Kami sudah mencobanya dan sangat memungkinkan untuk membuat narasi yang bagus di dalam nya, ada dua jenis desain tenun untuk kolaborasi ini, yaitu dengan berjajar antara motif tenun dan batik, kemudian ada juga yang motif tenun nya hanya di tepi kanan dan kiri, sedangkan yang ditengah khusus untuk desain batik nya, nanti tergantung selera konsumen seperti apa permintaannya," tandasnya.
Lebih lanjut Rusyami menerangkan jenis benang yang dipakai untuk bahan dasar kain tenunnya itu menggunakan benang Hongaran. Yaitu jenis benang yang berkarakter lebih halus dibanding dengan jenis benang yang dipakai pengrajin tenun di daerah luar jawa yang biasanya memiliki karakter serat yang lebih kasar.
Ditanyakan banderol harga yang akan dipasang, Rusyami mengaku kalau produk barunya ini segmentasi pasarnya adalah untuk kalangan menengah ke atas, karena biaya produksi untuk kain tenun nya saja mencapai Rp. 175.000, kemudian dilanjutkan dengan proses pengerjaan motif batik yang juga memerlukan biaya yang tidak sedikit. "Tidak berlebihan jika produk kolaborasi kami ini kami bandrol dengan harga lima ratus ribu rupiah, karena memang proses nya yang cukup panjang dan rumit" jelas ibu tiga orang anak ini.
Agar produk nya ini bisa lebih dikenal oleh masyarakat luas, saat ini pihaknya sedang berencana untuk me launching dan mempublukasinya. "Jika produk ini sudah benar - benar sesuai pakem yang tepat dan siap dipasarkan, dalam waktu dekat kami akan segera melaunchingnya dan kalau memungkinkan kami juga akan memproduksi katun semi sutra juga untuk melengkapi produk katun batik ini," ujar nya.
"Batik tulis Kabupaten Probolinggo kini sudah mulai eksis, berbekal prinsip ATM yaitu Amati, Tiru dan Modifikasi, kita para pengrajin harus selalu bergerak inovatif untuk memodifikasi produk kita agar kedepannya batik Kabupaten Probolinggo benar - benar memiliki ciri khas dan kualitas dan kuantitas yang bagus sehingga bisa menyaingi produk daerah lain yang sudah ternama," pungkasnya. (dra)
Demikianlah Artikel Batik Tenun Bakal Jadi Icon Baru Batik Kabupaten Probolinggo
Sekianlah artikel Batik Tenun Bakal Jadi Icon Baru Batik Kabupaten Probolinggo kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Batik Tenun Bakal Jadi Icon Baru Batik Kabupaten Probolinggo dengan alamat link https://1001berita1001.blogspot.com/2017/11/batik-tenun-bakal-jadi-icon-baru-batik.html
Related Posts :
Update Corona Di Indonesia 22 April 2020 : 7.418 Positif, 635 Meninggal, 913 Sembuh
Jelang Pembukaan Lockdown, Kasus Corona di Italia Malah Meningkat
Singapura Capai 10.000 Kasus Corona Jadi Negara Pertama di ASEAN
Anies : PSBB Jakarta Resmi Diperpanjang Hingga 22 Mei 2020
Dua Putera Daerah Terbaik Maluku Jabat Danrem