SDN 22 Praya Krisis Guru, Dari 12 Guru Tersisa 2 Guru, Guru Olah Raga Rangkap Jadi Guru Kelas

SDN 22 Praya Krisis Guru, Dari 12 Guru Tersisa 2 Guru, Guru Olah Raga Rangkap Jadi Guru Kelas - Hallo sahabat News Beaking, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul SDN 22 Praya Krisis Guru, Dari 12 Guru Tersisa 2 Guru, Guru Olah Raga Rangkap Jadi Guru Kelas, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : SDN 22 Praya Krisis Guru, Dari 12 Guru Tersisa 2 Guru, Guru Olah Raga Rangkap Jadi Guru Kelas
link : SDN 22 Praya Krisis Guru, Dari 12 Guru Tersisa 2 Guru, Guru Olah Raga Rangkap Jadi Guru Kelas

Baca juga


SDN 22 Praya Krisis Guru, Dari 12 Guru Tersisa 2 Guru, Guru Olah Raga Rangkap Jadi Guru Kelas

Lombok Tengah, SN - Seperti halnya sekolah dasar lainnya di Lombok Tengah yang kekurangan guru, SDN 22 Praya yang dikenal sebagai sekolah favorit juga mengalami hal yang sama bahkan lebih parah dibandingkan sekolah lainya di Lombok Tengah.

Suasana Rapat Dengan Komite sekolah dan wali murid 

Kepala SDN 22 Praya Amir SP.d mengatakan sampai saat ini dirinya kehilangan 10 guru dalam satu kali pengakatan baik pengangkatan sebagai kepala sekolah maupun pengangkatan guru PNS. Akibatnya proses belajar mengajar menjadi terganggu. "Kita dalam krisis guru, 10 guru kita keluar dari SDN 22 dan belum ada penggantinya sampai saat ini" kata Amir saat rapat dengan orang tua wali murid di SDN 22 Praya Selasa 22/7.

Amir mengakui jumlah rombongan belajar dari kelas 1 sampai kelas 6 sejumlah 12 rombel dengan jumlah guru 12 guru ditambah 1 guru olah raga dan seorang kepala sekolah. Namun dengan telah keluarnya 10 orang guru maka praktis tersisa hanya 4 orang guru dan kepseknya.

Amir membantah tidak ada upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah itu bahkan komunikasi dengan BKD, Kadis Pendidikan termasuk dengan Sekda dan Wabup sudah dilakukan namun belum ada respon. "Sudah berapa kali kami sampaikan masalah kami ke pejabat berwenang namun belum ada jawaban" katanya.

Sebenarnya dirinya tidak memaksakan kehendaknya untuk mendapatkan 10 guru PNS sebagai ganti dari guru yang telah keluar karena dirinya faham posisi dan keluhan masing masing sekolah tetapi paling tidak dirinya dikasi 4 orang guru PNS saja sementara sisanya dari guru honorer. "Saya hanya minta 4 saja guru PNS, sisanya nanti kami angkat dari guru honorer tentunya berdasarkan persetujuan dari kepala dinas" ungkapnya.

Sebenarnya dari awal dirinya bisa saja mengambil guru dari guru honorer namun berhubung moratorium kementerian pendidikan nasional tidak membolehkan maka dirinya tidak berani mengangkat. "Boleh mengangkat guru honorer asal ada persetujuan kepala dinas, kami tak berani melanggar sebab ada sangsi bagi kepala sekokah yang mengangkat guru" tegasnya.

Amir menegaskan dirinya sengaja mengumpulkan wali murid untuk memberitahukan masalah yang tengah dihadapi sekolahnya agar tidak menjadi tanda tanya kenapa siswanya tidak belajar maksimal "kami sampaikan ini agar wali murid tahu duduk masalahnya, sekarang setelah saya sampaikan maka plong rasanya hati saya ini, tinggal sekarang bapak ibu bantu kami menyelesaikan masalah ini, mungkin ada ide dan solusinya" kata dia.

Untuk itu dirinya berharap melalui wali murid untuk dapat menyampaikan persoalan ini ke pejabat berwenang.

Menurutnya meski kekurangan guru dirinya tetap memaksimalkan sumberdaya yang ada dimana guru olah raga diminta sementara jadi guru kelas meskipun bukan bidangnya. "Pak Jaye ini guru olah raga yang tahunya tiup pluit dan berhitung satu dua tiga saja namun sekarang merangkap juga jadi guru kelas" paparnya.

Mendengar persoalan yang tengah dihadapi, para wali murid mengancam akan demo ke dinas ataupun BKD jika tuntutan kepala sekolah SDN 22 Praya tak digubris. "Kita demo saja kalau tak ditanggapi" kata Khatibi salah satu wali murid.

Hal yang sama juga diungkapkan Ketua Komite SDN 22 Praya. Menurutnya belum diresponsnya permintaan guru oleh pemda sangat merugikan sekolah dan orang tua murid terlebih lagi kebijakan pusat yang melarang pengangkatan guru honorer semakin membuat sekolahnya berat dalam menjalankan aktivitas belajar mengajar. Dia menyalahkan sikap Kementerian Diknas yang membuat moratorium pengangkatan tenaga honorer. Inilah hebatnya pemimpin kita dipusat terlebih lagi penggajian guru honorer dari dana BOS diperkecil sehingga semakin menyulitkan sekolah" jelasnya.

Sementara itu Ketua Forum Komunikasi wali murid kelas 5 B Bq Nurul Aini yang juga istri Wakil Bupati Lombok Tengah berjanji akan menyampaikan persoalan itu ke Bupati maupun Wakil Bupati. "Tak perlu demo, Nanti saya akan sampaikan ke pak Bupati ataupun Wabup sebab kesuksesan proses belajar mengajar juga tanggung Dwab pemerintah dan orang tua murid" ungkapnya.

Pada kesempatan itu juga dilakukan pembentukan organisasi forum wali murid masing masing kelas dimana istri Wabup itu ditunjuk sebagai ketuanya.

Sebelumnya diinformasikan sejumlah guru SDN tersebut kehilangan gurunya. 3 guru Honorernya berhasil diangkat jadi PNS pada pengakatan guru tahun ini, sementara sisanya diangkat jadi Kepala Sekolah dan juga pensiun. Am


Demikianlah Artikel SDN 22 Praya Krisis Guru, Dari 12 Guru Tersisa 2 Guru, Guru Olah Raga Rangkap Jadi Guru Kelas

Sekianlah artikel SDN 22 Praya Krisis Guru, Dari 12 Guru Tersisa 2 Guru, Guru Olah Raga Rangkap Jadi Guru Kelas kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel SDN 22 Praya Krisis Guru, Dari 12 Guru Tersisa 2 Guru, Guru Olah Raga Rangkap Jadi Guru Kelas dengan alamat link https://1001berita1001.blogspot.com/2019/07/sdn-22-praya-krisis-guru-dari-12-guru.html

Subscribe to receive free email updates: