Apa kata DPRD, Soal Maluku-NTT Bagi Keuntungan 10 Persen Pengelolaan Blok Masela

Apa kata DPRD, Soal Maluku-NTT Bagi Keuntungan 10 Persen Pengelolaan Blok Masela - Hallo sahabat News Beaking, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Apa kata DPRD, Soal Maluku-NTT Bagi Keuntungan 10 Persen Pengelolaan Blok Masela, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Apa kata DPRD, Soal Maluku-NTT Bagi Keuntungan 10 Persen Pengelolaan Blok Masela
link : Apa kata DPRD, Soal Maluku-NTT Bagi Keuntungan 10 Persen Pengelolaan Blok Masela

Baca juga


Apa kata DPRD, Soal Maluku-NTT Bagi Keuntungan 10 Persen Pengelolaan Blok Masela

Amir Rumra
AMBON - BERITA MALUKU. Setelah mendengarkan pernyataan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat yang menyebut, jika Provinsi NTT akan mendapat jatah 5 persen dari keuntungan pengelolaan blok minyak dan gas (migas) Masela. Membuat DPRD Maluku geram.

Apalagi Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah putuskan agar NTT mendapat jatah 5 persen dan Maluku 5 persen, dari keuntungan blok Masela. Itu berarti NTT dapat jatah 2,5 miliar dollar Amerika Serikat.

"Saya membaca berita bahwa Participating Interest (PI) 10 persen dari pengelolaan gas bumi di Blok Masela yang dijanjikan Pemerintah Pusat (Pempus) itu harus dibagi dua dengan NTT. Padahal, kita tahu sendiri geografis wilayah kita. Dan informasinya, Presiden sudah mengakui itu, termasuk Menteri ESDM," tegas Ketua Komisi I DPRD Provinsi Maluku, Amir Rumra kepada wartawan, di Ambon, Minggu (27/10).

Untuk itu, dia berharap, ke depan DPRD Provinsi Maluku tidak lagi berdiam diri, namun bersama Pemerintah Daerah (Pemda) untuk mengambil langkah-langkah yang lebih agresif dan proaktif.

"Kita juga tidak tahu. Mudah-mudahan setelah alat kelengkapan dewan tersebut ini, maka komisi terkait bisa mengambil langkah-langkah antisipasi terkait dengan masalah ini," tegas dia.

Rumra mengingatkan, baik DPRD maupun Pemerintah Provinsi Maluku tidak memberikan ruang sedikit pun bagi Pemprov NTT. Pasalnya, lokasi gas migas Blok Masela legih dekat dengan Maluku, yakni di Kabupaten Kepulauan Tanimbar.

"Kita bersama Pemda dalam hal ini Gubernur Maluku, Murad Ismail harus pressure ke Pemerintah Pusat dan menolak dengan tegas jika PI 10 persen harus dibagi dengan NTT. Pertanyaan singkat saya, dasar apa NTT mendapat kewenangan itu? Kan tidak mendasar jika mereka (NTT) harus berbagi dengan Maluku. Saya ingin tegaskan, bahwa langkah ini sangat merugikan masyarakat Maluku," tegas dia.

Sementara itu lewat pesan Whatsappnya, Anggota DPRD Provinsi Maluku dari Fraksi Persatuan Bangsa, Ruslan Hurasan meminta Gubernur Maluku, Murad Ismail dan pimpinan DPRD untuk menolak pembagian 5 persen dari 10 persen kepada Pemprov NTT.

Menurutnya, langkah tegas perlu diambil, untuk menjaga Sumber Daya Alam (SDA) yang ada di Maluku. Pasalnya, PI 10 persen akan digunakan sebesar-besarnya untuk pembangunan dan kemajuan di Provinsi Maluku.

"Pernyataan Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat terkait persetujuan Presiden dan Menteri ESDM terkait pembagian 5 persen dari 10 persen yang diatur harus dipertanyakan, benar ataukah tidak," tandas Hurasan.


Demikianlah Artikel Apa kata DPRD, Soal Maluku-NTT Bagi Keuntungan 10 Persen Pengelolaan Blok Masela

Sekianlah artikel Apa kata DPRD, Soal Maluku-NTT Bagi Keuntungan 10 Persen Pengelolaan Blok Masela kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Apa kata DPRD, Soal Maluku-NTT Bagi Keuntungan 10 Persen Pengelolaan Blok Masela dengan alamat link https://1001berita1001.blogspot.com/2019/10/apa-kata-dprd-soal-maluku-ntt-bagi.html

Subscribe to receive free email updates: